FKP dengan tuan rumah The SMERU Research Institute Rika Kumala Dewi (Peneliti Senior. SMERU), Diana Setiyawati (Direktur Center for Public Mental Health, Universitas Gajah Mada), Leonita Dwi Agustin (Leadership Development, Tanoto Foundation), dan Dara Adinda Kesuma Nasution (Politisi Muda dan Pegiat Kebijakan Publik). Selasa, 13 Juni 2023.
KEY POINTS:
- Generasi muda memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Mereka diharapkan memiliki kapasitas kognitif dan psikologis yang baik, serta kesehatan fisik dan mental yang optimal agar dapat berkontribusi dalam pembangunan masa depan. Namun, untuk mencapai potensi mereka, generasi muda membutuhkan lingkungan pendukung yang memadai.
- Quarter-life crisis merupakan fase kehidupan yang dialami oleh banyak pemuda, di mana mereka menghadapi tekanan terkait karier, hubungan sosial, dan tanggung jawab lainnya. Krisis ini dapat menjadi ancaman serius terhadap kesejahteraan fisik dan mental generasi muda. Kelemahan lingkungan pendukung, seperti tindakan atau stigma negatif dari keluarga, teman, sekolah, dan lingkungan kerja, serta kebijakan yang belum responsif, menjadi faktor yang memperburuk quarter-life crisis pemuda.
SUMMARY
- Generasi muda memiliki peran yang penting dalam pembangunan Indonesia untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Namun, mereka juga membutuhkan lingkungan pendukung yang memadai untuk mengembangkan potensi mereka dan mengatasi quarter-life crisis.
- Quarter-life crisis, yang dapat diartikan sebagai krisis pada usia seperempat abad, merupakan fase kehidupan yang banyak dialami oleh pemuda. Dalam fase ini, mereka sering kali menghadapi tekanan terkait karier, hubungan sosial, dan tanggung jawab lainnya. Diana Setiyawati, Direktur Center for Public Mental Health, Universitas Gadjah Mada, menjelaskan bahwa quarter-life crisis terjadi ketika seseorang berusaha menjalankan peran sebagai orang dewasa namun menghadapi kesulitan yang membuat mereka merasa tidak berdaya. Tanpa lingkungan pendukung yang memadai, quarter-life crisis dapat menjadi ancaman serius terhadap kesejahteraan fisik dan mental generasi muda.
- Penelitian SMERU menunjukkan bahwa masalah yang dihadapi oleh pemuda pada awal masa dewasa mereka dipengaruhi oleh kelemahan lingkungan pendukung. Rika Kumala Dewi, peneliti senior SMERU, menjelaskan bahwa keluarga, teman, lingkungan sekolah, dan lingkungan kerja yang masih memberikan tindakan atau stigma negatif kepada pemuda, serta kebijakan yang belum sepenuhnya responsif, menyebabkan pemuda terjebak dalam labirin krisis yang mereka hadapi.
- Dara Nasution, seorang pegiat kebijakan publik, menekankan pentingnya peran keluarga dalam membantu pemuda melewati quarter-life crisis. Selain itu, keberadaan mentor juga penting dalam membantu pemuda dalam navigasi kehidupan profesional dan perkembangan individu mereka, hal ini terkadang tidak dapat dilakukan oleh orang tua atau keluarga.
- Keluarga, sekolah, dan masyarakat dapat berperan dalam membentuk generasi penerus yang tangguh dan memiliki kesehatan mental yang optimal. Pemerintah juga memiliki peran penting dalam tahap mencari pekerjaan dan membangun keluarga. Pemerintah perlu memastikan ketersediaan lapangan kerja dan kondisi kerja yang layak untuk membantu individu menghadapi tantangan kehidupan pada masa tersebut.
- Leonita Dwi Agustin, Leadership Development, Tanoto Foundation, menjelaskan bahwa Tanoto Foundation membantu pemuda mengatasi quarter-life crisis melalui program pengembangan kepemimpinan. Program TELADAN, yang didasarkan pada riset mendalam dan Kamus Kompetensi, membantu pemuda menemukan diri dan berinteraksi dengan lingkungan sosial mereka. Melalui penyesuaian yang terus menerus, program ini mengakomodasi perkembangan zaman dan karakteristik pemuda yang dinamis.
- Peran pemuda dalam pembangunan sangat penting. SMERU menemukan bahwa generasi penerus diharapkan memiliki kapasitas kognitif dan psikologis yang baik, kesehatan fisik dan mental yang optimal, serta produktivitas agar dapat berkontribusi dalam pembangunan masa depan. Pada peringatan satu abad kemerdekaan Indonesia pada tahun 2045, pemuda saat ini, bahkan mereka yang belum lahir atau masih bersekolah, akan memainkan peran penting dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai negara maju dan kekuatan ekonomi global.