FKP dengan tuan rumah Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indoensia (FEB UI) berlangsung dalam rangka ulang tahun Lembaga Demografi ke-59. Narasumber: Profesor Aris Ananta (LD FEB UI), Ahmad Irsan A Moeis (Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan), Joko Adianto (Departemen Arsitektur Fakultas Teknik UI), dan Lathifah Hanum (Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia). Jumat, 11 Agustus 2023.
KEY POINTS:
- Tantangan yang ditimbulkan oleh populasi lansia di Indonesia mencakup berbagai permasalahan, termasuk infrastruktur yang tidak memadai, dukungan keuangan yang tidak memadai, dan layanan kesehatan bagi lansia. Proyeksi peningkatan populasi lansia pada tahun 2045, serta kebutuhan ekonomi dan layanan kesehatan mereka, memerlukan pendekatan kebijakan komprehensif yang melibatkan skema perpajakan, prinsip penuaan aktif, dan integrasi sistem pensiun dengan perlindungan sosial.
- Pentingnya mengatasi masalah kesehatan mental di kalangan lansia seringkali terabaikan. Tantangan seperti kecemasan, stres, gangguan neurokognitif, dan gangguan tidur mempengaruhi kesejahteraan mental mereka. Faktor-faktor seperti stabilitas ekonomi, kondisi kehidupan yang sesuai, hubungan antargenerasi, dan layanan yang disesuaikan memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan mental mereka, sehingga menekankan perlunya pendekatan holistik dan komprehensif di berbagai bidang termasuk kebijakan publik, perencanaan kota, dan layanan kesehatan mental.
SUMMARY
- Profesor Aris Ananta (Guru Besar FEB UI) perhatian terhadap isu lansia seringkali terlupakan. Isu ini memiliki cakupan yang luas dan melibatkan berbagai disiplin ilmu. Pada tahun 2045, diperkirakan lansia akan menyumbang lebih dari 20% penduduk Indonesia, dua kali lipat dari jumlah pada tahun 2020. Bahkan saat ini, beberapa wilayah di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota sudah memiliki persentase penduduk lansia yang mencapai 20%. Namun, ungkap Profesor Aris Ananta (Guru Besar FEB UI), perhatian terhadap isu lansia seringkali terlupakan. Isu ini memiliki cakupan yang luas dan melibatkan berbagai disiplin ilmu. Di tahun 2045, lansia adalah mereka yang di tahun ini berusia 38 tahun ke atas. Kelompok usia ini sebenarnya sudah menyumbang lebih dari 60% dari total penduduk Indonesia pada tahun 2020. Ini menandakan bahwa calon lansia akan menjadi kelompok pemilih terbesar dalam pemilu mendatang. Oleh karena itu, penting bagi peserta pesta demokrasi untuk menyusun program-program yang memperhatikan penduduk usia 38 tahun ke atas.
- Situasi ini menjadi tantangan bagi Indonesia karena infrastruktur yang mendukung lansia belum sebanding dengan negara-negara lain yang memiliki fasilitas prasarana, dukungan keuangan, dan pelayanan kesehatan yang baik untuk lansia. Di Indonesia, pensiun sering dianggap sebagai “hukuman” di mana lansia tidak diizinkan mencari penghasilan tambahan. Selain itu, uang pensiun seringkali kurang dari upah minimum regional (UMR). Ahmad Irsan A. Moeis, Kepala Subdirektorat Anggaran Bidang Kesehatan, Kementerian Keuangan Republik Indonesia, menjelaskan tantangan yang dihadapi dalam kebijakan sistem pensiun di Indonesia. Dengan peningkatan angka harapan hidup dan jumlah lansia, pemerintah Indonesia mengalami peningkatan pengeluaran untuk manfaat pensiun dari APBN. Rata-rata pembayaran manfaat pensiun mencapai Rp76,2 triliun per tahun antara 2005 hingga 2022. Namun, akumulasi iuran pensiun ternyata tidak mampu mencukupi kebutuhan pembayaran manfaat pensiun. Ini disebabkan oleh rendahnya persentase iuran pensiun yang dapat dikumpulkan dari pegawai (4,75% dari gaji pokok) serta berkurangnya jumlah pegawai yang berkontribusi akibat penerapan kebijakan zero growth dalam penerimaan pegawai.
- Permasalahan lainnya adalah bahwa lansia secara alami mengalami penurunan produktivitas ekonomi dan memerlukan biaya perawatan kesehatan yang semakin meningkat. Di sisi lain, pemerintah juga memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan program pembangunan lintas generasi. Beberapa rekomendasi kebijakan yang diajukan meliputi penerapan skema pajak yang mempertimbangkan lansia yang tinggal bersama sebagai faktor pengurang penghasilan yang kena pajak, pengenalan tarif iuran yang bervariasi sesuai dengan ekspektasi masa depan individu, mendorong penerapan prinsip “active ageing” untuk menjaga produktivitas lansia, serta integrasi antara sistem pensiun dan sistem perlindungan sosial.
- Di tengah pertumbuhan populasi lansia global, penting untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan lansia untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan menyenangkan. Keputusan lansia untuk berpindah tempat tinggal ke lingkungan baru merupakan hasil dari proses pengambilan keputusan individual yang kompleks. Oleh karena itu, tanggung jawab untuk menciptakan opsi tempat tinggal yang menarik bagi lansia perlu diberikan kepada pengembang, perancang, dan pengambil kebijakan. Joko Adianto (Pengajar Arsitektur di Fakultas Teknik UI) menguraikan tantangan dalam menghadapi pertumbuhan populasi lansia di kota-kota dan perlunya perencanaan kota yang ramah bagi lansia (age-friendly built environment). Standar perencanaan ini mencakup empat pilar utama, yaitu menjaga otonomi dan independensi, kesehatan dan kesejahteraan, keamanan dan resiliensi, serta konektivitas sosial.
- Faktor kesehatan mental seringkali terlupakan dalam diskusi tentang populasi lansia. Menurut Lathifah Hanum (psikolog dan pengajar di Fakultas Psikologi UI), tantangan kesehatan mental lansia antara lain adalah kecemasan, stres, gangguan neurokognitif, dan gangguan tidur. Diperlukan perhatian khusus terhadap isu-isu seperti stabilitas ekonomi, tempat tinggal yang sesuai, hubungan antara lansia dan anak dewasa, serta penyediaan layanan yang memenuhi kebutuhan lansia.
- Stabilitas ekonomi memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mental lansia. Faktor-faktor seperti kondisi kesehatan fisik, tingkat kemandirian, jenis kelamin, status pernikahan, dan tingkat pendidikan juga memainkan peran penting dalam kesehatan mental lansia. Lebih lanjut, hubungan antara lansia dan anak dewasa serta karakteristik anak memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental lansia. Semua poin ini menunjukkan bahwa populasi lansia memerlukan perhatian holistik dan pendekatan yang komprehensif dari berbagai bidang, termasuk kebijakan publik, perencanaan kota, dan layanan kesehatan mental.