Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) pada tahun 2022 menemukan bahwa masyarakat Indonesia belum memiliki literasi yang memadai terkait produk dan layanan jasa keuangan yang mereka gunakan. Masih terdapat kesenjangan yang tinggi dalam tingkat inklusi keuangan (76,19%) dan literasi keuangan (38,03%) di Indonesia. Hal ini menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk terus memperkecil kesenjangan literasi dan inklusi keuangan.  Terlebih, perkembangan teknologi keuangan, atau sering disebut fintech, yang semakin masif tidak dibarengi dengan pembekalan literasi digital maupun edukasi keuangan yang memadai. Padahal, perkembangan fintech menawarkan kemudahan akses untuk beragam layanan keuangan bagi calon wirausaha dan masyarakat mulai dari pembayaran digital, pinjaman online, hingga bank digital, dan investasi online. Namun hal tersebut tidak terlepas dari risiko yang ditimbulkan seperti adanya penipuan online yang dapat mengancam data pribadi konsumen.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, acara talkshow yang diselenggarakan oleh CIPS ini akan mendiskusikan antara lain:
1. Bagaimana perkembangan literasi keuangan wirausahawan di Indonesia saat ini?
2. Bagaimana literasi keuangan dapat mendukung keberhasilan wirausaha dalam memahami konsep investasi, perencanaan keuangan, dan pengelolaan anggaran yang baik?
3. Apa saja tools inovatif yang dapat dimanfaatkan oleh wirausaha guna membantu meningkatkan pemahaman mereka terhadap manajemen keuangan yang bijak?

Dalam acara ini juga akan diperkenalkan Monetory, aplikasi literasi keuangan yang dikembangkan oleh CIPS.

Pembicara:

– Dede Suryanto (Ketua Digital Financial Center, Sekolah Vokasi, Universitas Indonesia)
– Temi Wahyuni – Owner, Nibras Corp *dalam konfirmasi
– Muhammad Nidhal (Peneliti, Center for Indonesian Policy Studies)

Kamis, 12 September 2024 jam 10.00-14.45 WIB

Acara akan berlangsung secara luring di Gedung B, Lt 6 Ruang VB 604, Sekolah Vokasi, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat

Registrasi: klik di sini