Kebijakan perdagangan komoditas bahan pangan memiliki imbas yang besar pada keterjangkauan harga, termasuk dalam upaya mengurangi prevalensi stunting. Impor komoditas strategis dan bahan pangan pokok dilakukan menggunakan sistem kuota yang ditentukan berdasarkan rapat antarkementerian terkait. Kebijakan yang cenderung memusatkan kewenangan impor pangan oleh BUMN pun turutmemungkinkan adanya praktik monopoli beberapa komoditas strategis. Selain itu, upaya perwujudan harga pangan yang terjangkau di Indonesia terhambat oleh hambatan non tarif atau non-tariff measures (NTM).
Studi CIPS (2021) menemukan bahwa NTM seperti sistem kuota dan pembatasan impor berkontribusi menaikkan harga pangan domestik dengan menambah biaya impor ke Indonesia. Biaya tambahan yang disebabkan oleh NTM akan ditanggung oleh konsumen, termasuk mereka yang hidup dalam jerat kemiskinan, sehingga kian mengurangi keterjangkauan pangan yang sehat bagi masyarakat. Studi yang dilakukan oleh Marks (2017) menemukan bahwa NTM menyebabkan harga beras Indonesia di tingkat domestik menjadi 67,2% lebih tinggi dibandingkan harga internasional. Sementara penghapusan sistem kuota impor dapat membuat harga beras di tingkat domestik menjadi terjangkau secara signifikan, yakni hanya akan lebih tinggi 8,4% dibandingkan harga internasional.
Reformasi kebijakan perdagangan dapat memperbaiki status gizi dan kesejahteraan masyarakat dengan memastikan pasokan yang lebih stabil dan menyediakan akses terhadap pangan yang lebih terjangkau. Arah kebijakan perdagangan yang mampu membuka akses beragam sumber pangan dan tidak hanya pada komoditas pangan tertentu secara lebih luas bagi masyarakat melalui penekanan harga pangan impor dapat secara tidak langsung berdampak terhadap tercapainya pemenuhan asupan gizi masyarakat dan mendukung upaya bersama untuk mengurangi prevalensi stunting di Indonesia.
Kebijakan atau program seperti apa yang harus dilakukan di Indonesia saat ini untuk mengatasi hambatan perdagangan dan pertanian untuk mewujudkan konsumsi pangan yang lebih sehat dengan harga terjangkau?
Narasumber:
● Fajar A. Budiprasetyo – Co-founder & CTO, HappyFresh (dalam konfirmasi)
● Eddy Renaldi – Dosen Agribisnis, Universitas Padjadjaran
● Aditya Alta – Kepala Peneliti, CIPS
Moderator: Maria Dominika – Asisten Peneliti, Center for Indonesian Policy Studies
Kamis, 29 Agustus 2024 jam 13.00 – 15.40 WIB (hybrid dalam Bahasa Indonesia)
Acara akan berlangsung secara hybrdi di Gedung Multimedia, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Hegarmanah,
Jatinangor, Sumedang Regency, Jawa Barat (peta)
Registrasi (pilih kehadiran luring atau daring dalam lembar registrasi0: https://cutt.ly/UNPAD-29Aug
Slides and video for past seminars: