Quarter-life crisis (krisis seperempat baya) merupakan periode krisis identitas dalam perkembangan individu yang terjadi di masa dewasa awal atau di masa pemuda. Akan tetapi, banyak pemuda yang tidak siap atau dipersiapkan menjadi dewasa, yaitu individu yang memiliki kebebasan yang disertai tanggung jawab serta ketidakpastian masa depan. Akhirnya, pada periode ini, pemuda memiliki kekhawatiran terhadap masa depan, termasuk dalam hal pekerjaan/karier, relasi, dan kehidupan sosial. Namun, jika krisis ini berhasil diatasi, krisis seperempat baya dapat menjadi katalis individu untuk tumbuh dan berkembang. Dengan kata lain, krisis sepermpat baya dapat memfasilitasi individu mengenali dirinya sendiri secara lebih mendalam serta mempersiapkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi di masa depan.

Lalu, bagaimana langkah yang tepat untuk mendukung dan membangun pemuda yang mampu menghadapi krisis tersebut? The SMERU Research Institute menyelenggarakan talkshow (gelar wicara) terkait pengalaman, penelitian, dan langkah nyata dalam mempersiapkan pemuda yang mampu menghadapi krisis seperempat baya

Narasumber:

  • Rika Kumala Dewi (Peneliti Senior, SMERU)
    Diana Setiyawati (Direktur Center for Public Mental Health, Universitas Gadjah Mada)*
  • Leonita Dwi Agustin (Assessment and Career Coaching, Tanoto Foundation)*
  • Puteri Anetta Komarudin (Anggota Komisi XI, DPR RI)*

*dalam konfirmasi

Selasa, 13 June 2023 jam 09.30 – 12.00 WIB (GMT+7)

Acara berlangsung secara hibrida (daring di Zoom dan luring di Jakarta).

Registrasi untuk partisipasi daring:  https://smeru.or.id/registrasifkp2023seri2

Registrasi untuk partisipasi luring: akan diumumkan dalam waktu dekat

Photo by Ante Hamersmit on Unsplash