FKP dengan tuan rumah The SMERU Research Institute dengan narasumber Wandira Larasati (Peneliti, SMERU), Indah Agustin (Pengusaha UKM, Sleep Buddy Bedding), Rossa Novitasari (Kepala Bidang Investasi Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Koperasi dan UKM), dan Alfredo Setiabudi (Senior Vice President of Ads Solution, Tokopedia) . Rabu, 28 Juni 2023.
Liputan acara ini dapat dibaca di media Suara dan Sindonews
KEY POINTS:
- Dukungan terhadap Usaha Kecil dan Menengah (UKM) perlu ditingkatkan karena sebagian besar program dukungan cenderung difokuskan pada usaha mikro. Studi SMERU mengeksplorasi kendala dan dukungan yang dibutuhkan UKM, termasuk program mentoring, peningkatan akses pasar, perbaikan pendidikan vokasi, penguatan infrastruktur digitalisasi dan logistik, serta kejelasan prosedur perizinan atau sertifikasi.
- Untuk meningkatkan jumlah UKM, diperlukan upaya untuk mendorong usaha mikro untuk naik kelas menjadi UKM. Beberapa faktor yang menyulitkan proses ini adalah minimnya penjelasan tentang skema pembiayaan, kesulitan memenuhi sertifikasi BPOM untuk produk makanan, minuman, dan kosmetik, serta tantangan dalam pemasaran digital. Dukungan berupa pendampingan, akses informasi pengembangan usaha, serta ekspansi pasar dan pemanfaatan teknologi digital menjadi penting bagi usaha mikro yang ingin naik kelas.
SUMMARY
- Sebagian besar program dukungan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) cenderung fokus pada usaha mikro, yang menyumbang banyak tenaga kerja di sektor informal. Namun, usaha kecil dan menengah (UKM) memerlukan dukungan yang berbeda agar dapat bertahan dan berkembang. Dari 64 juta UMKM, hanya sekitar 1,3% yang merupakan UKM. Studi pendahuluan oleh SMERU mengeksplorasi kendala dan dukungan yang diperlukan untuk pengembangan UKM.
- Wandira Larasati, peneliti SMERU, menjelaskan bahwa studi tersebut menemukan dukungan yang dibutuhkan UKM mencakup program mentoring/coaching sesuai kendala, peningkatan akses pasar, perbaikan pendidikan vokasi untuk meningkatkan kualitas SDM yang terlibat, penguatan infrastruktur digitalisasi dan logistik, serta kejelasan prosedur perizinan atau sertifikasi.
- Untuk meningkatkan jumlah UKM, usaha mikro perlu didorong agar dapat naik kelas menjadi UKM. Namun, ada beberapa faktor yang menyulitkan usaha mikro untuk naik kelas, seperti minimnya penjelasan tentang skema pembiayaan, kesulitan memenuhi sertifikasi BPOM untuk produk makanan, minuman, dan kosmetik, serta tantangan dalam pemasaran digital. Diperlukan pendampingan UMKM sesuai dengan level usahanya, akses informasi pengembangan usaha, serta ekspansi pasar dan pemanfaatan teknologi digital.
- Dukungan dari pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dapat menciptakan ekosistem bisnis yang kondusif bagi perkembangan UKM di Indonesia. Rossa Novitasari, Kepala Bidang Investasi Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Koperasi dan UKM, menjelaskan pemerintah saat ini mengumpulkan data UMKM di seluruh Indonesia untuk perencanaan yang lebih baik, dengan harapan data ini akan membantu menentukan UMKM mana yang memerlukan pendampingan dan dukungan dari kementerian atau lembaga yang tepat dalam dua tahun ke depan.
- Indah Agustin, pemilik usaha Sleep Buddy Bedding, mengungkapkan bahwa dari pengalamannya, untuk naik kelas dari usaha mikro ke UKM, pelaku usaha perlu memiliki pengetahuan yang kuat tentang manajemen bisnis. Aspek-aspek seperti produksi, distribusi, pemasaran, pembiayaan, perpajakan, dan manajerial sangat penting dipahami dengan baik. Dukungan dari pelaku usaha yang sudah berpengalaman atau organisasi-organisasi terkait dengan UKM bisa sangat membantu dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka.
- Alfredo Setiabudi, Senior Vice President of Tokopedia Marketing Solutions, menyatakan bahwa sebagai perusahaan teknologi buatan Indonesia, Tokopedia berkomitmen untuk membantu pertumbuhan UMKM lokal melalui pemanfaatan teknologi. Saat ini, di Tokopedia terdapat lebih dari 14 juta penjual, hampir 100% di antaranya adalah UKM. Tokopedia membantu pelaku usaha dari berbagai skala, termasuk usaha kecil dan menengah. Salah satu inisiatifnya adalah Hyperlocal dengan teknologi geo-tagging yang mendekatkan pembeli dan penjual di berbagai lokasi.