FKP dengan tuan rumah ANU Indonesia Project dengan narasumber Inayati Dwiputri (Universitas Negeri Malang) dan Anna Falentina (Statistics Indonesia/BPS). Jumat, 29 September 2022.
KEY POINTS:
- Pandemi COVID-19 mengakibatkan munculnya kebijakan pembatasan/lockdown dan ketakutan akan penyebaran COVID-19. Hal ini mengubah aktivitas ekonomi dan gaya hidup konsumen, dan salah satu akibatnya adalah berkurangnya transaksi bisnis yang dilakukan secara langsung (di luar jaringan) termasuk bagi usaha mikro-kecil-menengah (UMKM). Transaksi pasar bermigrasi ke dalam jaringan (online), Transformasi digital menjadi hal yang mendesak bagi UMKM untuk mengurangi parahnya keterpurukan ekonomi sekaligus untuk bertahan di masa depan.
- Studi ini menemukan bahwa adopsi digital signifikan berdampak positif terhadap performa UMKM khususnya penjualan. Studi ini juga menemukan bahwa reinvestasi secara positif signifikan terhadap rata-rata penjualan bulanan, sedangkan hibah pemerintah untuk UMKM berdampak signifikan positif terhadap jumlah tenaga kerja. Masa depan era digital dalam perekonomian Indonesia nampaknya krusial dan penting untuk dikembangkan.
SUMMARY
- Pandemi COVID-19 mengakibatkan munculnya kebijakan pembatasan/lockdown dan ketakutan akan penyebaran COVID-19. Hal ini mengubah aktivitas ekonomi dan gaya hidup konsumen, dan salah satu akibatnya adalah berkurangnya transaksi bisnis yang dilakukan secara langsung (di luar jaringan) termasuk bagi usaha mikro-kecil-menengah (UMKM). Transaksi pasar bermigrasi ke dalam jaringan (online), dengan demikian transformasi digital menjadi hal yang mendesak bagi UMKM untuk mengurangi parahnya keterpurukan ekonomi sekaligus untuk bertahan di masa depan. Namun, adopsi digital oleh UMKM masih tidak merata di Indonesia, dimana sebagian besar adopsi digital terkonsentrasi di pulau Jawa.
- Inayati Dwiputri dari Universitas Negeri Malang menjelaskan studi tentang peran adopsi digital oleh usaha kecil di Indonesia selama pandemi COVID-19. Studi ini menganalisa apakah efek adopsi digital dalam UMKM berpengaruh terhadap ukuran UMKM, khususnya pada jumlah pekerja dan tingkat penjualan. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan lewat survei secara daring, dengan responden rumah tangga UMKM dan pemiliknya sebelum (tahun 2019) dan selama (2020 dan 2021) pandemi COVID-19. Adopsi digital yang diobservasi dalam studi ini antara lain penggunaan alat elektronik, platform keuangan, dan pemasaran digital.
- Studi ini menemukan bahwa adopsi digital signifikan berdampak positif terhadap performa UMKM khususnya penjualan. Adopsi digital juga menciptakan lebih banyak pekerjaan karena UMKM akan membutuhkan lebih banyak sumber daya untuk merebut pasar yang lebih besar. Menariknya, efek adopsi digital jauh lebih besar pada jumlah tenaga kerja dibandingkan pada rata-rata penjualan bulanan. Studi ini juga menemukan bahwa reinvestasi secara positif signifikan terhadap rata-rata penjualan bulanan, sedangkan hibah pemerintah untuk UMKM berdampak signifikan positif terhadap jumlah tenaga kerja.
- Anna Falentina dari Badan Pusat Statistik memberikan beberapa masukan terhadap studi tersebut, antara lain adalah perlunya untuk memperhatikan masalah endogenitas dalam “adopsi digital”. Meskipun adopsi digital dapat meningkatkan kinerja UMKM, UMKM yang lebih produktif cenderung mengadopsi teknologi digital. Selain itu, indeks adopsi digital juga masih perlu untuk diklarifikasi secara lebih detail, bagaimana aspek marketplace, keuangan, atau pemasaran didefinisikan. Hal ini dapat diperjelas dalam analisis deskriptif yang lebih komprehensif.
- Temuan dalam studi ini dapat menjadi rekomendasi untuk pengambilan kebijakan karena proses digitalisasi dan hibah pemerintah berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja. Masa depan era digital dalam perekonomian Indonesia nampaknya krusial dan penting untuk dikembangkan. Studi ini juga menunjukkan pentingnya reinvestasi dan peran pemerintah, yang dapat diarahkan pada transformasi digital, untuk meningkatkan penjualan UMKM dan mengurangi tingkat pengangguran melalui UMKM masing-masing.